Rabu, 12 Agustus 2015

Pemkab Kuansing Diminta Bantu Pugar Makam Buya Ma'rifat Mardjani

Kondisi makam penyebar Islam di Kuansing, Buya Ma'rifat Mardjani memprihatinkan. Pemkab Kuansing diminta membantu melakukan pemugaran.

Riauterkini-TELUK KUANTAN- Banyak yang tidak tau tentang sosok salah satu Pendiri Propinsi Riau. Adalah almarhum Buya Ma'rifat Mardjani, tokoh yang piawai dalam mengembangkan ilmu agama islam. Beliau ternyata salah satu putra terbaik yang berasal dari Kuansing, kiprahnya dizaman pemerintahan Presiden Soekarno juga luar biasa.

Putra terbaik asal Kuansing ini telah wafat pada tahun 1989 dan di makamkan di Desa Sungai Alah, kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, kenadatipun jasa beliau terhadap Propinsi Riau ini cukup besar, namun minim perhatian pemerintah terhadap jasa -jasa yang pernah ditorehkannya terhadap bangsa ini. selayaknya beliau dijadikan Pahlawan Nasional Riau. "Buya Makrifat Madjani adalah salah satu tokoh pendiri Propinsi Riau, awalnya dimakamkan di Pekanbaru, namun pada tahun 2007 makamnya dipindahkan ke kawasan Pondok Pesantren Darunnajah di Desa Sungai Alah, Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi" kata Asripilyadi, salah seorang Dosen STAI Pekanbaru kepada Riauterkini.com Senen,(1/7/13). Dijelaskannya, Buya Ma'rifat Mardjani meninggal di pekanbaru pada tahun 1989, dimakamkan di kota pekanbaru. Namun pada tahun 2007 atas permintaan keluarga makamnya dipindahkan ke Desa Sungai Alah, ditempatkan bersebelahan dengan makam istrinya Hj. Fatimah Hadi yang juga merupakan Dosen di Universitas Lancang Kuning Pekanbaru beberapa waktu lalu.

Sementara itu kepala Desa Sungai Alah, Siem kepada riauterkini.com mengungkapkan, bahwa dengan adanya makam orang-orang berjasa di desa tersebut merupakan berkah tersendiri bagi penduduk desa itu, karena pada hari-hari tertentu makam tersebut kerab didatangi pengunjung dari berbagai daerah yang ada di Riau.

"Kami bangga bahwa salah seorang pendiri Provinsi Riau dimakamkan diwilayah kami, ini berkah bagi kami," katanya.

Namun ironisnya, makam Buya Ma'rifat Mardjani jauh dari sentuhan pembangunan Pemerintah. Selayaknya Pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap makam tersebut seperti dipugar kembali atau dibangun sebuah museum untuk menghargai jasa-jasa beliau, sehingga penerus yang akan datang tidak lupa akan sejarah.

sementara itu, Ibrahim (80) warga Desa koto Kombu menjelaskan bahwa Buya Ma'rifat Mardjani lahir di Desa Mudik Ulo, Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi.Sebagai masyarakat merasa terhormat ada Tokoh Besar, tokoh Nasional berasal dari daerah Kuansing. Sudah selayaknya diperhatikan Pemerintah Daerah dan Propinsi Riau.

"Bukti gigihnya perjuangan Buya Ma'rifat Mardjani tempo dulu kini dapat dirasakan oleh masyarakat Riau pada umumnya seperti dalam memperjuangkan lepasnya Provinsi Riau dari provinsi sumatera tengah, karena itu sudah sepantasnya pemerintah Kuansing memberi perhatian terhadap kondisi makamnya" jelasnya.

Bukti lain kegigihan beliau juga tertulis dalam buku Realisasi provinsi riau Jambi, menjadi bukti sejarah perjuangan buya ma'rifat mardjani di parlemen untuk menjadikan Riau berdiri sendiri sebagai sebuah provinsi.

seperti mengutip Pribahasa Presiden Pertama RI Soekarno, Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya, dan orang yang besar adalah orang yang menghormati jasa orang lain."Sudah wajar jika diperhatian Pemkab Kuansing, Dia sebagai tokoh perintis berdirinya Propinsi Riau," harapnya.

Tidak hanya berkoprah dipemerintahan, Buya Ma'rifat Mardjani juga seorang tokoh Pers Riau, yang pernah mendirikan Buletin Riau sebelum adanya surat khabar lainnya diPropinsi Riau.

" Makrifat madjani tokoh Pers yang pernah mendirikan Buletin Riau, dimasa tuanya Ia juga dikenal sebagai ulama sepuh, yang hidup sangat sederhana,"ucap asri salah seorang wartawan kantor berita indonesia kepada riauterkini.com membenarkan.(dri)

Jumat, 27 September 2013

Kisah si Hitam Buta





Dia terlahir dari nafsu hewani
Di atas loteng lorong gelap
Siang malam sama kelamnya
Bedanya siang amat panas
Menjerit2 tak berdaya
Mau merangkak tidak tampak
Begitulah menunggu susuan
            Ditinggalkan induknya di loteng kami
            Di ruangan gelap tak terjangkau
            Seolah2 didoktrin …
bahwa manusia itu kejam
            Selalu memukul melempar batu
            Hingga suatu saat ia terjatuh saat bisa jalan….
            Dari atap loteng yang gulita
Ohh…….
Ternyata ia buta
Tak melihat apa-apa
Tiap didekati selalu melompat
Seperti  ingin terbang
Doktrin sang induk ternyata ampuh


            “Wah, ini kucing dari mana ya de? “
Dede yang mendengar kata itu, langsung mendekati didi.
            “ini kucing datang dan beranak di atas sana, sepertinya ditinggal induknya mencari makan, kasihan kok bisa terjatuh?”
            “rupanya buta, wah-wah kasihan sekali nasibmu. Sudahlah bulunya hitam semua, buta lagi. Jadi bertambah penderitaanmu.”
            “kalau dia manusia, pastinya akan menampar mukamu De.” Ujar Didi menimpali.
            Namun ketika didekati, anak kucing itu malah berusaha lari menjauh.
            Ketika kucing itu berlari mendekati tangga mau turun, dede mengejarnya dan berusaha mengambil agar ia tidak jatuh. Hal ini dilakukan Dede karena kami berada di serambi lantai dua di depan kamar kami. Dede bermaksud meletakkan kucing itu di lantai bawah agar tak jatuh ke lantai satu atau tak dibawa lagi oleh induknya ke loteng. Wawan yang sangat bersih dan tak suka kucing mewanti2 hal ini. Akhirnya Dede meletakkan si Hitam buta ke garasi motor dan dalam sebuah karton.
            “Kucing ini seperti vampire yang tak tahan cahaya matahari. Karena itulah dia jadi buta. Seperti tikus tanah saja yang juga buta. Itu saudaranya juga buta. Kayaknya mereka tak tahan di atas lotang karena panas, makanya merangkak2 ke sana ke mari. Eh tak taunya loteng kita berlubang dan jatuhlah ia”, ujar Dede.
            “Oh ya De, apa kata Pak Darussalam tentang loteng kita yg bocor ini?”, apa dia tidak sadar kalau nanti bisa2 lantai kamar kita ini jebol, lihat papannya basah”, kata Didi.
            “Ya sudah kamu aja yg bilang lagi, kemaren sudah saya bilang kalau atap rumah kita bocor dan lotengnya lapuk tapi tak digubris sama sekali ya beginilah tinggal di lantai 2 ”, ujar Dede.
            “wah di, sepertinya dia ingin lantai kamar kita ini jebol, habis terbuat dari papan, saya agak segan karena bapak itu ngomongnya ketus tanpa basa-basi,” ujar Didi
            “itu mungkin sudah menjadi tabiat bapak itu, dan kita tak bisa menyalahkan sikapnya, kamu ada ide tidak?”, ujar Dede.
            “kemaren udah saya perbaiki De, eh malah bocor lagi, kayaknya memang perlu tukang ahli yang memperbaiki,” ujar Didi.
*******
            3 minggu kemudian dari semak belukar muncul dua ekor anak kucing itu lagi yang kelihatannya buta. Satu warna putih dengan bercak-bercak hitam dan satunya lagi warna hitam seluruhnya dan belum terksan angker karena belum besar.
            Didi mendekati dua ekor anak kucing itu tapi tiba-tiba dia lari pontang panting seperti dikejar setan. Namun yang membuat Didi tertawa di saat mereka lari menabrak dinding semen lalu batang kayu dan bahkan terakhi kalinya sebuah batu yang mengakibatkan salah satunya terluka. Karena tak tega melihatnya, maka Dede memegang dan berusaha menenangkan tapi kucing itu malah meronta-ronta ketakutan dan mencakar-cakar. Dede pun lalu melepaskannya ke semak-semak tempatnya semula.
            Keesokan harinya kucing itu muncul lagi. Kali ini Dede yang ahli dalam menjinakkan kucing mencoba mengelus-elus tengkuknya dengan perasaan. Sang kucing yang mula-mula meronta akhirnya terdiam patuh. Dede berhasil menjinakkan si putih tapi si hitam masih liar dan sering berlari.
ada dua kucing yang muncul dari atap loteng. yang satu betina warna belang tiga. yang satu lagi kucing jantan hitam yang sedikit menyeramkan.kucing itu sehari-harinya di loteng rumah
dan pastinya buta keduanya. sekarang keduanya sudah sebesar dua kepal tangan orang dewasa. tapi sayangnya keduanya tetap buta. koko sering memberikan sisa-sisa makanan kepada 
keduanya.baik berupa tulang ikan maupun tulang ayam. maklumlah di sini juga mahasiswa rantau yang juga indekos.

  beberapa lama kemudian, kedua kucing itupun sudah dewasa sepanjang kepala sapu rumah. kucing yang betina sudah mulai jinak, apalagi koko membaca sebuah buku bahwa 
bila ingin mendekati hewan haruslah dilembutkan energi yang keluar dari badan. Hal itu diibaratkan kita ingin mengelus anak bayi yang baru lahir dengan menimbulkan rasa kasih- sayang
di hati.begitulah koko memperlakukan kedua kucing itu sehingga yang betina jadi jinak dan mau dielus-elus. 

  kucing yang betina karena sudah dewasa menjadi buruan para jantan. beberapa lama kemudian perutnya membesar, tapi kami kemudian melihat dalam beberapa hari ini, perutnya kempes. 
mungkin saj beban anak tak diberikan padanya karena ia buta dan tak pandai mencari makan. 4 hari kemudian kami tak melihat lagi kucing yang betina itu, barangkali dia telah mati.
tinggallah kucing jantan yang menjadi mainan koko. koko sekali-kali mengajar di memanjat dengan meletakkannya di atas pohon. terang saja kucing itu meraung-raung. tetapi sesaat kemudian
iapun turun dengan tertatih-tatih. begitulah koko mengajarnya memanjat hingga tiga kali sehari saat waktu koko terluang. joko adalah mahasiswa yang sudah tahun keenam
belum juga tamat. iapun bersukur dengan kadaan kucing hitam itu. mungkin saja Yang Kuasa memberi pelajaran tenteng nasib malang sang kucing yang dikirim kerumah kos
tersebut. Dan joko kurang bersyukur karana ia juga tak pernah berkunjung ke tempat orang-orang cacat dan menyelami nasib-nasib mereka. Dari situ ia bisa bersemangat 
lagi untuk kuliah. 

  setiap berlari, kucing hitam itu sering terbentur kepalanya dan sungguh menyakitkan tampaknya. Ia berlari biasanya karena diteror oleh kucing jantan lainnya. 
Sebelumnya ada kucing jantan lainnya berwarna kuning di rumah kos yang mana sering dibelai-belai koko sebelum adanya si hitam buta. sering koko mengusir kucing kuning itu
itu jauh-jauh hingga ia tak muncul-muncul lagi di rumah. Pernah juga koko meletakkan si hitam buta di tempat tinggi namun ia bisa turun sendiri. sebulan kemudian Si hitam

buta tak pernah muncul lagi setelah dipukul koko karena mencuri sambal ikan yang biasa dibelinya dalam nasi bungkus.

Jumat, 06 Juli 2012

mengendalikan rasa takut


to the point saja : 
MENGAMBIL KENDALI POLA PERILAKU RASA TAKUT ANDA
Bagaimana caranya anda bisa mengambil kendali pola rasa takut agar Anda yakin bereaksi bagus dalam situasi tertekan?
“waspadalah dengan reaksi tak berguna yang disebabkan pola perilaku anda”.
Secara sadar ini berarti berusaha lebih waspada terhadap perilaku sendiri saat keluar dari zona nyaman anda. Anda telah menggunakan pelacak rasa takut untuk mengungkap rasa takut anda dan mengeluarkannya.
           Anda kini dapat melangkah ke fase waspada berikutnya dan mempelajari bagaimana pola perilaku rasa takut mendorong anda untuk bereaksi.
Pikirkan kembali sebuah keadaan saat anda bereaksi dengan cara yang tidak anda sukai. Misalnya, seperti situasi berikut:
o   Menghindari kontak mata dengan orang yang dikenalkan pada anda.
o   Meminta maaf untuk sesuatu yang bukan salah anda
o   Menolak pujian seseorang.
o   Tak dapat mengemukakan pendapat anda saat rapat
o   Ingin berkata ‘tidak’, tetapi merasa tidak mampu melakukannya.
   Penting mengetahui pola perilaku rasa takut mana yang tak berguna dan keadaan yang memicu mereka dalam usaha mengambil kendali diri anda sendiri. Begitu anda merasa telah mengidentifikasikan pola perilaku rasa takut yang tak bermanfaat itu, langkah berikutnya adalah tanyakan pada diri anda, “ apakah saya ingin mengubah hasil dari yang diberikan pola perilaku rasa takut pada saya?”
   Jika jawaban anda "tidak" dan anda ingin  berusan dengan pola perilaku rasa takut  anda di lain waktu, tidak apa-apa. yang penting anda waspada pada perilaku rasa takut anda.
   Jika jawaban anda "Ya" dan ingin mengubah hasil pamicu pola rasa takut anda,  maka anda memiliki bahan kunci untuk mengambilkendali diri. Walau penting mewaspadai pola perilaku rasa takut anda, yang tak kalah penting  memiliki keinginan kuat untuk mengubah pola yang tidak bermanfaat.
   Contoh berikut bisa kita ambil seperti dalam gambar Film "Bill Gate". Sebagaimana Steve Jobs  sebelumnya meremehkan Bill Gates dengan kata-kata yang merandahkan kemampuannya. Namun, Bill Gates membalas " Apa yang engkau katakan tidak ada pengaruhnya sama sekali bagiku !... "