Jumat, 27 September 2013

Kisah si Hitam Buta





Dia terlahir dari nafsu hewani
Di atas loteng lorong gelap
Siang malam sama kelamnya
Bedanya siang amat panas
Menjerit2 tak berdaya
Mau merangkak tidak tampak
Begitulah menunggu susuan
            Ditinggalkan induknya di loteng kami
            Di ruangan gelap tak terjangkau
            Seolah2 didoktrin …
bahwa manusia itu kejam
            Selalu memukul melempar batu
            Hingga suatu saat ia terjatuh saat bisa jalan….
            Dari atap loteng yang gulita
Ohh…….
Ternyata ia buta
Tak melihat apa-apa
Tiap didekati selalu melompat
Seperti  ingin terbang
Doktrin sang induk ternyata ampuh


            “Wah, ini kucing dari mana ya de? “
Dede yang mendengar kata itu, langsung mendekati didi.
            “ini kucing datang dan beranak di atas sana, sepertinya ditinggal induknya mencari makan, kasihan kok bisa terjatuh?”
            “rupanya buta, wah-wah kasihan sekali nasibmu. Sudahlah bulunya hitam semua, buta lagi. Jadi bertambah penderitaanmu.”
            “kalau dia manusia, pastinya akan menampar mukamu De.” Ujar Didi menimpali.
            Namun ketika didekati, anak kucing itu malah berusaha lari menjauh.
            Ketika kucing itu berlari mendekati tangga mau turun, dede mengejarnya dan berusaha mengambil agar ia tidak jatuh. Hal ini dilakukan Dede karena kami berada di serambi lantai dua di depan kamar kami. Dede bermaksud meletakkan kucing itu di lantai bawah agar tak jatuh ke lantai satu atau tak dibawa lagi oleh induknya ke loteng. Wawan yang sangat bersih dan tak suka kucing mewanti2 hal ini. Akhirnya Dede meletakkan si Hitam buta ke garasi motor dan dalam sebuah karton.
            “Kucing ini seperti vampire yang tak tahan cahaya matahari. Karena itulah dia jadi buta. Seperti tikus tanah saja yang juga buta. Itu saudaranya juga buta. Kayaknya mereka tak tahan di atas lotang karena panas, makanya merangkak2 ke sana ke mari. Eh tak taunya loteng kita berlubang dan jatuhlah ia”, ujar Dede.
            “Oh ya De, apa kata Pak Darussalam tentang loteng kita yg bocor ini?”, apa dia tidak sadar kalau nanti bisa2 lantai kamar kita ini jebol, lihat papannya basah”, kata Didi.
            “Ya sudah kamu aja yg bilang lagi, kemaren sudah saya bilang kalau atap rumah kita bocor dan lotengnya lapuk tapi tak digubris sama sekali ya beginilah tinggal di lantai 2 ”, ujar Dede.
            “wah di, sepertinya dia ingin lantai kamar kita ini jebol, habis terbuat dari papan, saya agak segan karena bapak itu ngomongnya ketus tanpa basa-basi,” ujar Didi
            “itu mungkin sudah menjadi tabiat bapak itu, dan kita tak bisa menyalahkan sikapnya, kamu ada ide tidak?”, ujar Dede.
            “kemaren udah saya perbaiki De, eh malah bocor lagi, kayaknya memang perlu tukang ahli yang memperbaiki,” ujar Didi.
*******
            3 minggu kemudian dari semak belukar muncul dua ekor anak kucing itu lagi yang kelihatannya buta. Satu warna putih dengan bercak-bercak hitam dan satunya lagi warna hitam seluruhnya dan belum terksan angker karena belum besar.
            Didi mendekati dua ekor anak kucing itu tapi tiba-tiba dia lari pontang panting seperti dikejar setan. Namun yang membuat Didi tertawa di saat mereka lari menabrak dinding semen lalu batang kayu dan bahkan terakhi kalinya sebuah batu yang mengakibatkan salah satunya terluka. Karena tak tega melihatnya, maka Dede memegang dan berusaha menenangkan tapi kucing itu malah meronta-ronta ketakutan dan mencakar-cakar. Dede pun lalu melepaskannya ke semak-semak tempatnya semula.
            Keesokan harinya kucing itu muncul lagi. Kali ini Dede yang ahli dalam menjinakkan kucing mencoba mengelus-elus tengkuknya dengan perasaan. Sang kucing yang mula-mula meronta akhirnya terdiam patuh. Dede berhasil menjinakkan si putih tapi si hitam masih liar dan sering berlari.
ada dua kucing yang muncul dari atap loteng. yang satu betina warna belang tiga. yang satu lagi kucing jantan hitam yang sedikit menyeramkan.kucing itu sehari-harinya di loteng rumah
dan pastinya buta keduanya. sekarang keduanya sudah sebesar dua kepal tangan orang dewasa. tapi sayangnya keduanya tetap buta. koko sering memberikan sisa-sisa makanan kepada 
keduanya.baik berupa tulang ikan maupun tulang ayam. maklumlah di sini juga mahasiswa rantau yang juga indekos.

  beberapa lama kemudian, kedua kucing itupun sudah dewasa sepanjang kepala sapu rumah. kucing yang betina sudah mulai jinak, apalagi koko membaca sebuah buku bahwa 
bila ingin mendekati hewan haruslah dilembutkan energi yang keluar dari badan. Hal itu diibaratkan kita ingin mengelus anak bayi yang baru lahir dengan menimbulkan rasa kasih- sayang
di hati.begitulah koko memperlakukan kedua kucing itu sehingga yang betina jadi jinak dan mau dielus-elus. 

  kucing yang betina karena sudah dewasa menjadi buruan para jantan. beberapa lama kemudian perutnya membesar, tapi kami kemudian melihat dalam beberapa hari ini, perutnya kempes. 
mungkin saj beban anak tak diberikan padanya karena ia buta dan tak pandai mencari makan. 4 hari kemudian kami tak melihat lagi kucing yang betina itu, barangkali dia telah mati.
tinggallah kucing jantan yang menjadi mainan koko. koko sekali-kali mengajar di memanjat dengan meletakkannya di atas pohon. terang saja kucing itu meraung-raung. tetapi sesaat kemudian
iapun turun dengan tertatih-tatih. begitulah koko mengajarnya memanjat hingga tiga kali sehari saat waktu koko terluang. joko adalah mahasiswa yang sudah tahun keenam
belum juga tamat. iapun bersukur dengan kadaan kucing hitam itu. mungkin saja Yang Kuasa memberi pelajaran tenteng nasib malang sang kucing yang dikirim kerumah kos
tersebut. Dan joko kurang bersyukur karana ia juga tak pernah berkunjung ke tempat orang-orang cacat dan menyelami nasib-nasib mereka. Dari situ ia bisa bersemangat 
lagi untuk kuliah. 

  setiap berlari, kucing hitam itu sering terbentur kepalanya dan sungguh menyakitkan tampaknya. Ia berlari biasanya karena diteror oleh kucing jantan lainnya. 
Sebelumnya ada kucing jantan lainnya berwarna kuning di rumah kos yang mana sering dibelai-belai koko sebelum adanya si hitam buta. sering koko mengusir kucing kuning itu
itu jauh-jauh hingga ia tak muncul-muncul lagi di rumah. Pernah juga koko meletakkan si hitam buta di tempat tinggi namun ia bisa turun sendiri. sebulan kemudian Si hitam

buta tak pernah muncul lagi setelah dipukul koko karena mencuri sambal ikan yang biasa dibelinya dalam nasi bungkus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar